#Eatizen memiliki hobi bercocok tanam? Yuk ubah hobi ini jadi bisnis yang menguntungkan. Tak perlu lahan besar untuk melakukannya. Kamu bisa memanfaatkan media tanam di lahan sempit untuk menanam beberapa jenis tanaman, misalnya budidaya jamur. Jika hasil budidaya jamur sudah terlihat, kamu bisa menjualnya, lho, #Eatizen.
Menarik ya? Bisnis budidaya jamur ini memang menggiurkan sebab, selain gampang dilakukan dan modal yang minim, kamu bisa mendapat keuntungan, asal dilakukan secara konsisten dan telaten. Semakin tertarik untuk mencobanya? Berikut hal-hal yang perlu kamu perhatikan dalam budidaya jamur.
Budidaya Jamur Tiram
Jamur tiram menjadi salah satu bahan makanan yang diminati. Untuk menanamnya juga tak sulit, sebab jamur tiram cocok ditanam di daerah yang beriklim tropis. Kamu bisa membudidayakannya dengan melakukan langkah-langkah seperti berikut ini.
1. Memilih bibit unggul
Hal terpenting yang harus dilakukan adalah memilih bibit. Sebab jika salah, jamur yang kamu tanam justru akan gagal panen. Kamu bisa membeli atau meminta pendapat dari petani jamur tiram yang sudah berpengalaman.
2. Siapkan kumbung
Kumbung adalah sebutan untuk rumah jamur. Kumbung ini nantinya akan diisi baglog. Kamu bisa memilih bambu atau kayu sebagai rangka bangunan. Sedangkan untuk dinding kumbung, bisa terbuat papan dan untuk atap kumbung bisa dari genteng.
3. Membuat baglog
Setelah kumbung siap, kini saatnya membuat baglog. Baglog terbuat dari campuran bekatul, tepung jagung, serbuk kayu (grajen), dan kapur. Bahan-bahan ini harus dicampur dengan jumlah yang tepat. Adonan dianggap pas jika teksturnya padat. Setelah adonan jadi, tutupi dengan terpal atau plastik, lalu diamkan selama 1-2 hari. Selanjutnya, masukkan adonan tersebut ke dalam plastik kemasan tahan panas dan padatkan.
4. Proses fermentasi dan sterilisasi baglog
Kedua proses ini diperlukan agar baglog menjadi lapuk dan membasmi jamur jahat yang dapat mengganggu jamur tiram. Untuk melakukannya, dibutuhkan dua drum pengukus, kompor, dan air. Lubangi bagian bawah drum untuk memasang selang di antaranya. Jika sudah, masukkan air ke dalam drum pertama dengan ketinggian 30-50 cm, lalu tutup. Naikkan drum tersebut ke atas kompor dan panaskan air pada suhu 90 derajat celcius. Masukkan kemasan baglog ke dalam drum kedua dan naikkan ke kompor. Nanti uap dari drum pertama akan mengalir ke drum kedua.
Proses ini membutuhkan waktu sekitar 6-7 hari. Bolak-balik baglog agar hasilnya merata. Proses berhasil jika baglog berubah warna menjadi coklat kehitaman.
5. Inokulasi baglog jamur tiram
Proses selanjutnya adalah inokulasi atau penanaman bibit jamur tiram ke baglog.
Caranya, siapkan ruang khusus yang steril dari polusi, siapkan baglog yang sudah dingin, alkohol, sendok, serta bibit jamur tiram. Tutup pintu ruangan, lalu semprotkan alkohol ke ruangan dan sendok. Buka tutup baglog secukupnya, masukkan bibit jamur masing-masing sebanyak 10 gram menggunakan sendok. Jangan gunakan bibit jamur yang tercecer ke lantai.
6. Proses inkubasi
Proses inkubasi atau menumbuhkan bibit jamur pada baglog dilakukan dalam ruangan bersuhu 23-28 derajat celcius, memiliki kelembaban 90-100 persen, dan intensitas cahaya 500-1.000 lux.
Proses inkubasi berlangsung sekitar 15-30 hari. Jika miselium sudah tumbuh sampai separuh baglog, baglog bisa dipindahkan ke dalam kumbung.
7. Masa panen
Untuk memanen jamur tiram, gunakan pisau yang tajam. Potong bagian pangkal batang dan masukkan ke dalam keranjang. Segera keluar jika kamu sudah memanen dan tutup pintu kumbung dengan rapat agar tak ada cahaya yang masuk.
Terbayang kan ya, gimana serunya kalau bisa tanam jamur di rumah, apalagi kalau bisa sampai panen! Silakan dicoba di rumah masing-masing, ya.