Kalau ada yang praktis, kenapa harus pilih yang repot? Pedoman ini tak berlaku ketika #Eatizen memilih makanan, karena whole food yang penyajiannya sedikit repot justru bisa menjadikan kamu generasi yang tangguh. Mengonsumsi whole food dari sekarang akan membuat kamu siap secara fisik dan mental menghadapi tantangan masa depan, dibanding kalau kamu menyantap makanan instan. Yuk kenalan lebih jauh dengan si whole food yang super ini.
Whole food atau makanan utuh merupakan pola makan yang lebih memilih makanan segar dan alami sebagai makanan sehari-hari dibanding makanan instan atau makanan yang sudah diproses. Makanan yang disantap tersebut sebisa mungkin dalam bentuk alaminya, atau bila diproses akan seminimal mungkin, serta tidak diberi bahan tambahan seperti gula atau zat pengawet. Beberapa contoh whole food adalah buah-buahan, sayuran segar, ikan segar, telur, biji-bijian, dan lain-lain.
Nutrisi pada makanan yang telah melalui pemrosesan (processed food) umumnya jauh berkurang. Karena campur tangan teknologi pada makanan bisa menghilangkan beberapa nutrisi pada makanan tersebut. Namun memang processed food lebih awet dan praktis.
Makanan yang Harus Dihindari
Selain mengutamakan mengonsumsi makanan segar yang masih memiliki kandungan alami, ada beberapa makanan yang harus kamu hindari ketika kamu menganut pola makan whole food, yaitu :
- Makanan cepat saji, seperti french fries, burger, chicken nugget.
- Makanan dalam kemasan, misalnya keripik singkong, permen cokelat, makanan beku.
- Makanan dan minuman dengan tambahan gula atau pemanis buatan, seperti permen, cake, biskuit, aneka pastri, minuman bersoda, jus dalam kemasan.
- Makanan biji yang telah diolah, misalnya nasi putih, roti tawar biasa, pasta dari tepung terigu.
- Makanan produk hewani yang telah diproses, seperti sosis.
- Makanan vegan yang telah diproses, seperti daging-dagingan yang dibuat dari tumbuhan, vegan cheese.
Apakah di antara makanan yang sebaiknya dihindari tersebut ada makanan favorit #Eatizen? Tak perlu kecil hati, jika kamu memang belum bisa sepenuhnya melepas makanan tersebut. Kamu bisa mulai dengan menguranginya. Misalnya, bila seminggu hampir tiga kali kamu makan burger dan french fries, mulai dengan seminggu sekali. Lalu tingkatkan jadi dua minggu sekali, terus sebulan sekali, hingga kamu tak mengonsumsinya lagi.
Manfaat Super dari Whole Food
Memang dalam beberapa hal kamu perlu sedikit usaha untuk mengonsumsi whole food, misalnya kamu harus memotong dada ayam lalu memasaknya sebelum dimakan. Lebih perlu usaha dibanding kamu tinggal menggoreng chicken nugget.
Namun sedikit usaha tersebut tak seberapa dibanding manfaat yang akan kamu dapat ketika kamu menerapkan pola makan whole food. Salah satunya adalah kamu bisa mendapat nutrisi lengkap dari makanan utuh, tanpa dikurangi.
Selain itu kalori yang masuk ke tubuhmu akan lebih sedikit dibanding kamu mengonsumsi makanan yang sudah diproses. Karena dengan mengonsumi whole food kamu telah mencegah banyak gula, lemak, dan sodium masuk ke tubuhmu.
Dan karena nutrisi yang masuk ke tubuhmu cukup lengkap, kamu akan terhindar dari beberapa penyakit, seperti kanker, penyakit jantung, diabetes, dan lain-lain. Kamu juga akan terus berenergi, sehat, dan produktif sampai tua.
Dan ini yang tak kalah penting, sebuah studi yang dilakukan Kara L. Breymeyer pada tahun 2016 menunjukkan bahwa pola makan sehat seperti whole food membuat suasana hati yang lebih baik. Bayangkan, ketika kamu sehat, energik, produktif, dan bahagia, kamu akan sanggup menghadapi semua tantangan dengan optimis dan siap menyambut masa depan gemilang. Bagaimana, tertarik mencoba whole food?