Beli langsung ke petani, kenapa tidak? Beli bahan-bahan pangan memang bisa di mana saja, pasar, tukang sayur keliling, supermarket, tetapi beli langsung ke petani sebenarnya banyak keuntungannya. Bukan hanya buat diri kita, tapi juga kehidupan petani tersebut. Jadi sebaiknya #Eatizen sebisa mungkin mengupayakan untuk membeli langsung ke petani lokal.
#Eatizen sering dengar tidak, berita tentang kenaikan harga cabai, bawang, atau bahan pangan lain? Kalau kamu berpikir harga pangan naik maka petani yang menanam produk pangan tersebut mendapat keuntungan lebih banyak, itu salah besar! Harga boleh meroket, tapi petani tak mendapat keuntungan dari kenaikan harga tersebut.
Mengapa? Karena harga jual dari petani tak berubah. Yang menyebabkan kenaikan harga tersebut adalah mata rantai distribusi dari produk pangan tersebut. Bayangkan, sebuah produk pangan dari petani untuk sampai ke tangan kamu bisa melewati lima hingga tujuh pihak lain. Dari petani, lalu ke perantara, ke pengepul, lalu ke pasar induk, baru ke pengecer di pasar-pasar tradisional.
Harga bawang misalnya, dari petani yang hanya Rp10.000 per kilogram. Bila dari setiap rantai distribusi tersebut harga dinaikkan, maka kamu bisa-bisa membeli dengan harga empat kali lipat, atau sebesar Rp40.000 per kilogram. Petani tak mendapat keuntungan apapun dari selisih harga tersebut.
Akan beda ceritanya bila kamu beli langsung ke petani. Dengan harga Rp20.000 per kilogram saja, petani sudah untung, kamu pun lebih hemat. Tapi bukan hanya faktor ekonomis yang menjadi alasan kamu sebaiknya beli langsung ke petani.
Lebih Sehat
Satu yang pasti kamu dapatkan ketika beli langsung ke petani, adalah produk bahan makanan yang segar. Kamu pasti pernah merasakan perbedaannya, misalnya, antara mengonsumsi stroberi di kebunnya langsung dengan stroberi yang kamu beli di supermarket.
Proses distribusi dan penyimpanan akan mempengaruhi kualitas dari bahan pangan. Meskipun telah disimpan dengan baik, misalnya ditaruh dalam pendingin, tetap saja ada perbedaan mutu. Untuk buah-buahan misalnya, apabila rantai distribusi cukup panjang, misalnya dikirim ke luar kota, maka buah-buahan tersebut dipanen saat belum matang. Proses pematangan berlangsung selama proses pendistribusian.
Dengan kamu membeli langsung ke petani, kamu bisa memilih buah yang matang di pohon atau sayuran yang baru dipetik. Kamu langsung mendapat bahan pangan yang segar, yang sudah masuk ke masa panen yang sebenarnya. Dengan begitu kondisi nutrisinya juga lebih baik. Tubuh pun akan lebih sehat karena mendapat nutrisi yang lebih lengkap.
Hemat Energi dan Minim Sampah
Ketika kamu membeli produk pangan dari petani lokal yang dekat dengan daerahmu, kamu telah membantu mengurangi energi fosil. Bandingkan bila kamu membeli produk yang letaknya jauh dari tempatmu, beda provinsi atau malah beda negara. Perjalanan produk tersebut untuk sampai ke tanganmu telah menghamburkan energi fosil.
Untuk mengangkut ribuan ton bahan pangan dibutuhkan armada transportasi yang besar yang pasti berbahan dasar fosil. Bandingkan jika kamu hanya perlu bermobil atau malah bersepeda untuk sampai ke tempat petani lokal yang dekat dengan tempat tinggalmu.
Dengan beli langsung ke petani #Eatizen juga telah membantu mengurangi sampah. Terlebih bila kamu membawa sendiri kantong belanja, bisa zero sampah. Beda bila kamu beli sayur dan buah yang didatangkan dari wilayah yang jauh. Produk-produk tersebut harus dikemas atau dibungkus dengan bahan-bahan yang nantinya akan menjadi sampah.
Melihat betapa banyaknya manfaat dari beli langsung ke petani, sudah seharusnya #Eatizen mempertimbangkan untuk mencari petani-petani lokal di dekat wilayah #Eatizen dan langsung membeli di sana.