3 Faktor Penyebab Utama Carbon Footprint
https://unsplash.com/photos/_kB9NKpErH4
Faktor utama penyebab carbon footprint (jejak karbon) yang membahayakan lingkungan tidak lain dan tidak bukan adalah aktivitas manusia. Sadar atau tidak, manusia secara individu maupun kelompok melakukan aktivitas yang meninggalkan jejak karbon setiap harinya. Aktivitas yang meninggalkan carbon footprint ini kemudian memperparah pemanasan global. Apa saja yang termasuk faktor tersebut?
- Penggunaan kendaraan berbahan bakar fosil
Pernahkah kamu menyangka kalau traveling, belanja online, dan berkendara ke tempat kerja bisa memperburuk pemanasan global?
Eits, bukannya lebay, tapi hal ini merujuk ke penggunaan alat transportasinya. Faktor kendaraan berbahan bakar fosil adalah yang paling jelas meninggalkan jejak karbon. Transportasi menyumbang 14% dari keseluruhan jejak karbon yang berasal dari berbagai aktivitas manusia. Cukup besar, bukan?
Seperti yang sudah kamu ketahui, kendaraan membutuhkan bahan bakar agar dapat bergerak. Hasil pembakaran tersebutlah yang menghasilkan karbon, terlebih jika kendaraan yang dipakai belum lulus uji emisi. Jadi, semakin sering kamu menggunakan kendaraan seperti itu, semakin banyak jejak karbon yang kamu timbulkan. Semakin banyak karbon yang lepas ke udara, semakin banyak kandungan gas rumah kaca di permukaan bumi sehingga pemanasan global akan semakin parah.
- Aktivitas peternakan dan pertanian
Penyebab carbon footprint (jejak karbon) tidak melulu aktivitas ‘modern’. Yang tradisional dan sudah manusia lakukan sejak zaman dahulu kala seperti beternak dan bertani pun turut meninggalkan jejak karbon. Kotoran ternak, pupuk kandang, dan hasil tani yang terbuang dan kemudian busuk melepas gas dengan kandungan karbon ke udara di lingkungan sekitar.
Dalam kurun waktu tertentu, karbon yang datang dari aktivitas ternak dan tani ini lagi-lagi akan memperparah pemanasan global. Belum lagi pembukaan lahan yang terus-menerus dilakukan untuk memproduksi lebih banyak hasil tani dan kebun. Seperti rantai, aktivitas-aktivitas tersebut saling berkaitan dan terus menyumbang carbon footprint. Angka kontribusi dari pertanian dan pembukaan lahan pun tak kalah besar dari sektor transportasi, yaitu 24%.
- Kegiatan industri dan rumah tangga
Kegiatan industri dan rumah tangga tak lepas dari polusi operasional dan limbah. Tercakup pula ke dalamnya penggunaan listrik dan air.
Pada aktivitas industri dan rumah tangga, penggunaan listrik dan air sangatlah besar. Besarnya penggunaan listrik berdampak pada semakin besarnya energi yang harus dibakar untuk menggerakkan pembangkit listrik. Pada akhirnya, lagi-lagi ini berkenaan dengan karbon dari hasil pembakaran. Air, meski termasuk energi terbarukan, pengelolaannya tetap menggunakan alat-alat berbahan bakar energi tak terbarukan.
Limbah dan sampah dari industri dan rumah tangga juga luar biasa banyaknya. Menurut Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional, pada tahun 2021, lebih dari 40% dari berton-ton sampah di Indonesia berasal dari sampah rumah tangga. Menyusul pusat perniagaan, pasar tradisional, perkantoran, fasilitas publik, dan kawasan lain. Bisakah kamu bayangkan jejak karbon yang lepas dari sampah sebanyak ini?
Kita semua tidak mungkin menghentikan sama sekali aktivitas penyumbang jejak karbon. Namun, setidaknya satu upaya kecil tidak akan pernah sia-sia. Bisa dari mengurangi membuang-buang makanan, dan sedapat mungkin menggunakan transportasi umum dan berjalan kaki untuk bepergian. Kamu mau, kan, berperan serta mengurangi dampak pemanasan global terhadap lingkungan, #Eatizen?
#FoodSustainesia #FoodSustainability #CarbonFootprint #JejakKarbon #PemanasanGlobal