Hati-hati, Ini Dampak Buruk yang Terjadi Jika Kalap Makan

Gustia Martha Putri

Gustia Martha Putri

Menahan lapar dan haus saat puasa, membuat orang merasa lebih lapar mata ketika waktu berbuka tiba. Padahal, tubuh tak memerlukan porsi makanan dan minuman sebanyak yang kita kira. Akibatnya, kita jadi kalap makan dan berakhir dengan banyak sisa yang terbuang sia-sia. Apakah #Eatizen juga mengalaminya? Hati-hati, ada bahaya yang mengintai jika kamu kalap makan. Waduh, seperti apa dampaknya? 

  • Kesehatan bisa terganggu

Saat berpuasa, tubuh kita tidak makan dan minum selama lebih dari 12 jam. Rasa lapar dan haus yang dirasakan, membuat kita ingin mengonsumsi apapun yang dilihat. Padahal kenyataannya, perut akan kenyang setelah mengonsumsi satu porsi makanan dan minuman. Alhasil, karena merasa sayang sudah terlanjur pesan atau menyiapkan macam-macam makanan dan minuman, kita terpaksa harus menghabiskannya.

Jika hal ini dilakukan terus, dampaknya sungguh nggak menyenangkan lho, #Eatizen! Ada berbagai potensi gangguan kesehatan yang bisa menimpamu. Salah satunya adalah gangguan pencernaan. Ini terjadi karena jumlah enzim pencernaan yang tersedia tidak seimbang dengan jumlah makanan yang kamu konsumsi. Akibatnya, proses mencerna jadi lebih lambat dan menimbulkan rasa tidak nyaman di perut.

Belum lagi jika makanan yang kamu konsumsi mengandung banyak lemak dan gula. Waduh hati-hati ya sebab, kadar kolesterol dan gula di dalam tubuhmu bisa meningkat. Alih-alih turun, berat badanmu justru bisa naik selama puasa.

  • Jumlah sampah sisa makanan meningkat

Selain masalah kesehatan, ada lagi dampak yang timbul jika kita kalap makan yaitu jumlah sampah sisa makanan meningkat dari sebelumnya. Lapar mata membuat kita membeli atau memasak makanan dengan jumlah lebih banyak dari yang bisa kita konsumsi. Akibatnya, sisa makanan yang tak bisa kita habiskan ini berakhir di tempat sampah. 

#Eatizen pasti sudah tahu bahwa sampah yang kita hasilkan tak main-main jumlahnya. Di tahun 2021, Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menyampaikan bahwa jumlah sampah makanan di Indonesia sudah mencapai 23 juta ton – 48 juta ton setiap tahunnya pada 2000 – 2019. Nggak mau kan kalau negara kita menghasilkan jumlah yang lebih banyak lagi?

Lalu gimana dong cara untuk mencegah perilaku kalap makan ini? Eits tenang, kamu bisa memulainya dari mengubah kebiasaan makan seperti berikut ini. 

Pilih makanan seimbang dengan porsi cukup

Memang sih, saat lapar rasanya semua jenis makanan terasa menggoda. Namun, kamu harus sadar bahwa tubuhmu membutuhkan nutrisi seimbang. Jadi, usahakan mengonsumi makanan yang mengandung karbohidrat, serat dan protein. Makanlah secara perlahan dan kunyah hingga halus untuk membantu kerja organ pencernaanmu. 

Jangan lupa mengonsumsi air putih agar tubuhmu tidak mengalami dehidrasi. Minum air putih sebelum makan juga membantu menghindari kalap makan, lho. Sebab, ketika rasa hausmu hilang, lapar yang kamu rasakan bisa jadi tidak seperti yang dipikirkan. 

Jangan lewatkan makan sahur

Hayoo siapa nih, yang suka melewatkan makan sahur? Hati-hati, kebiasaan ini berpotensi membuat kamu kalap makan saat berbuka. Jadi, walau ngantuk usahakan tetap sahur dengan makanan seimbang. Tak perlu berlebihan, konsumsi dengan porsi secukupnya saja ya. Simpan sisa makanan sahur di dalam kulkas agar kamu bisa menghangatkannya saat berbuka nanti.

Berbagi makanan dengan orang lain

Sudah terlanjur memesan atau membuat banyak makanan? Jangan khawatir #Eatizen, kamu masih bisa berbagi dengan orang lain. Sebelum makan, pisahkan bagian yang ingin kamu berikan ke orang lain terlebih dahulu ya. Berbagi makanan dengan mereka yang membutuhkan, tentu rasanya lebih menyenangkan dibanding kamu merasa begah akibat kalap makan. 

Bagaimana, sanggupkah kamu melakukannya? Pasti sanggup dong ya kalau mengingat dampak buruk dari kalap makan. Selamat mencoba #Eatizen!